Home sweet home. Rumah adalah tempat kita berteduh, bernaung, beristirahat. Oleh sebab itu, rumah seharusnya menjadi tempat yang nyaman. Salah satu kriteria nyaman tersebut adalah suhu yang sejuk. Jika dibangun dengan konstruksi yang keliru, rumah akan terasa panas dan pengap. Dan tahukah Anda? konstruksi rumah yang sejuk sepenuhnya didasarkan pada prinsip fisika :) Jadi, fisika itu sungguh sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Panas tidaknya sebuah rumah tergantung dari panas tidaknya suhu udara di dalam rumah tersebut. Udara di rumah kita senantiasa mendapatkan pasokan panas. Pemasok panas utama adalah sinar matahari. Selain itu, alat-alat rumah tangga juga ikut menyumbangkan panas, seperti lampu dan kompor. Bahkan, tubuh kita sendiri pun merupakan sumber panas. Udara yang panas inilah yang menjadi sumber malapetaka kegerahan :D

Jadi, untuk mendapatkan rumah yang sejuk, prinsipnya jelas: keluarkan udara panasnya dan masukkan udara dingin. Nah, untuk bisa melakukan misi tersebut, kita mesti tahu seperti apa tabiat udara.

Pada udara yang panas, terkandung banyak energi. Energi ini memaksa molekul-molekul udara bergerak makin cepat. Akibatnya, udara memuai. Pemuaian ini lantas membuat massa jenis udara mengecil. Massa jenis udara panas yang mengecil itu menjadikannya lebih “ringan” sehingga ia akan bergerak naik, terapung di atas udara yang lebih dingin.

Jadi sekarang telah jelas tabiatnya. Udara panas akan bergerak naik, sedangkan udara dingin tetap berada di bawah. Lantas, apa hubungan fakta ini dengan konstruksi rumah yang sejuk?

Udara yang memanas di dalam rumah kita akan bergerak naik hingga ke langit-langit. Nah, agar udara panas ini bisa keluar dari rumah kita, maka tentu saja kita harus menyediakan jalan keluar baginya. Itulah fungsi lubang ventilasi. 

Akan tetapi, masih banyak rumah yang tidak menyediakan ventilasi dengan benar, bahkan ada rumah yang tidak punya ventilasi (seperti rumah kos saya sekarang... huhuhuuu). Nah... Berdasarkan penjelasan saya tentang tabiat udara tadi, kini Anda tentu sudah tahu bagaimana cara menyediakan ventilasi dengan benar.

Yup. Karena udara panas letaknya di atas, maka ventilasi rumah seharusnya ditempatkan seatas mungkin, sehingga seluruh udara panas dapat segera minggat :D Ventilasi yang letaknya di pertengahan tembok adalah ventilasi yang salah karena akan menyisakan sebagian udara panas terperangkap di bawah langit-langit. Perumpamaan udara panas adalah balon mainan anak-anak. Ketika sebuah balon kita lepaskan di dalam ruangan, maka balon itu akan terbang dan tersangkut di langit-langit. Jika tidak ada lubang di dekat langit-langit, maka balon itu akan tersangkut di sana seumur hidupnya :D (hahaha... bercanda). Ingat... selain diletakkan seatas mungkin, ventilasi juga jangan terlalu kecil ukurannya. Buatlah ventilasi yang cukup besar sehingga udara panas dapat keluar lebih cepat.

Nah, udara panas sudah mendapat jalan keluar. Sekarang, harus ada jalan masuk bagi udara dingin yang akan menggantikan udara panas tadi. Pada umumnya, jalan masuk tersebut adalah berupa jendela. Akan tetapi, kebanyakan letak jendela adalah di pertengahan tembok. Padahal, udara dingin letaknya di bawah, sehingga seharusnya jalan masuk udara dingin juga diletakkan sebawah mungkin. Dengan menyediakan lubang di dekat lantai, maka udara yang masuk adalah benar-benar merupakan udara yang terdingin. Sewaktu saya masih kuliah S1, saya ingat ruangan dosen saya memiliki lubang udara seperti ini, yang letaknya tepat di atas lantai. 

Meskipun dua lubang udara di paling atas dan paling bawah sangat penting bagi sirkulasi udara rumah, namun hal ini seringkali dianggap kurang indah dipandang mata. Itulah sebabnya banyak orang memasang ventilasi mereka agak di tengah. 

Gambar di bawah ini menunjukkan sirkulasi udara di dalam sebuah rumah. Panah merah menunjukkan udara panas sedangkan panah biru menunjukkan udara dingin. Perhatikanlah bahwa udara panas bergerak ke atas dan udara dingin masuk dari arah bawah.

Selain menyediakan ventilasi dengan tepat, konstruksi atap juga sangat penting untuk menunjang kesejukan udara di rumah. Pilihlah bahan atap yang meredam panas, misalnya genting. Hindari bahan atap yang merambatkan panas seperti seng. Dan yang tak kalah pentingnya, sediakan plafon. Plafon akan membantu menghalangi radiasi panas dari atap sehingga tidak diteruskan hingga ke dalam ruangan.

Demikian penjelasan ini semoga bermanfaat bagi kenyamanan rumah Anda ;-)

*******
(Ditulis Oleh Doni Aris Yudono)

Sumber Gambar: