Bagi kalian yang sering naik pesawat pasti pernah mengalami fenomena ini. Telinga kita terasa sedikit budeg ketika pesawat telah melaju tinggi di angkasa. Mengapa hal ini terjadi? Dan mengapa pula ke-budeg-an itu lenyap ketika kita menelan ludah? Mari kita bahas fenomena menarik ini.
Di dalam atmosfer, udara tindih-menindih. Udara yang ada di atas menindih udara di bawahnya. Akibatnya, udara yang berada di bawah mengalami tekanan yang lebih besar daripada udara yang berada di atas. Jadi, jika kita menuju tempat yang lebih tinggi, kita akan mendapati tekanan udara yang lebih rendah. Semakin ke atas, semakin rendah tekanan udaranya.
Di dalam telinga, terdapat gendang telinga (ear drum). Dalam proses mendengar, gendang telinga bergerak maju mundur untuk meneruskan getaran suara yang merambat di udara. Sinyal getaran ini kemudian diubah menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak sehingga kita dapat mendengar suara yang bersangkutan. Karena gendang telinga dapat bergerak maju mundur, maka gendang telinga bersifat elastis yang dapat terdorong oleh suatu tekanan. Berikut ini adalah ilustrasi anatomi telinga kita.
Gendang telinga berada di antara dua ruang, yaitu ruang di dalam telinga dan ruang yang terhubung dengan udara luar. Gendang telinga bekerja secara normal jika tekanan udara di kedua ruang ini sama besar.
Ketika kita mulai melangkah masuk ke pesawat, kita masih berada di permukaan bumi dengan tekanan udara yang besar. Kedua ruang di telinga sama-sama mengandung udara dengan tekanan yang sama besar. Akan tetapi, ketika pesawat telah tinggal landas dan mencapai ketinggian di atas awan, tekanan udara di ruang pesawat menurun drastis, sedangkan tekanan udara di dalam telinga kita masih tinggi seperti ketika masih berada di permukaan bumi. Tekanan udara yang lebih besar di ruang dalam telinga inilah yang mendorong gendang telinga ke arah luar. Kondisi ini menyebabkan gendang telinga kita tidak berada pada posisi seimbang. Inilah sebabnya kita merasa sedikit budeg, karena posisi gendang telinga kita tidak normal seperti ketika kita berada di permukaan bumi.
Simak kembali gambar anatomi telinga di atas. Di dalam telinga kita ada saluran yang bernama Eustachian tube. Saluran Eustachian ini menghubungkan antara ruang dalam telinga dan saluran pernafasan kita. Saluran Eustachian normalnya berada dalam kondisi tertutup. Saluran ini akan terbuka ketika kita menelan ludah. Nah, ketika dalam keadaan terbuka inilah, udara dari luar dapat masuk ke ruang dalam telinga.
Jadi, ketika kita menelan ludah di dalam pesawat, saluran Eustachian terbuka, sehingga udara bertekanan rendah masuk ke dalam ruang telinga kita. Hal ini menyebabkan tekanan udara menjadi seimbang kembali, antara ruang luar dan ruang dalam telinga. Kedua ruang tersebut kini sama-sama bertekanan rendah. Karena tekanannya sudah sama, maka gendang telinga kembali ke posisi normal dan kita pun tidak budeg lagi ^_^
Itulah sebabnya kita sering ditawari permen oleh para pramugari di pesawat. Memakan permen membuat kita lebih sering menelan ludah, sehingga saluran Eustachian lebih sering terbuka untuk menyeimbangkan tekanan udara telinga kita.
*******
Ditulis Oleh DONI ARIS YUDONO
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Eustachian_tube
Sumber Gambar:
http://d277vln4jzkhhg.cloudfront.net/wp-content/uploads/girl-private-jet-service.jpg
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Ear-anatomy-text-small-en.svg
0 Response to Mengapa Telinga Kita Menjadi ‘Budeg’ Ketika Naik Pesawat?
Posting Komentar