Gambar di atas mengingatkan kita akan suatu pemandangan yang seringkali kita lihat: Burung-burung bertengger di kawat listrik. Orang-orang pun terbetik untuk bertanya: Mengapa burung tidak kesetrum di kawat listrik tersebut? Rahasia apa di balik fenomena ini?

Sebagian dari Anda mungkin menduga bahwa burung tidak kesetrum karena kawat listrik itu terbungkus oleh plastik seperti halnya kabel-kabel di dalam rumah kita. Dugaan ini keliru. Kawat-kawat tersebut tetap dibiarkan telanjang (tak terbungkus plastik) untuk menghindari kebakaran plastik itu sendiri, sebab, kawat-kawat tersebut mengandung energi listrik yang sangat besar dan berpotensi untuk terkonversi menjadi energi panas.

Jadi, jika kawat-kawat listrik itu tak terbungkus oleh isolator, mengapa burung tidak kesetrum? Untuk menjawabnya, perlu saya jelaskan terlebih dahulu konsep kelistrikan yang berkaitan dengan fenomena ini.

Listrik adalah peristiwa mengalirnya elektron. Jika listrik mengalir melalui suatu penghantar, maka adakalanya penghantar tersebut mengandung percabangan. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada sebuah kabel hitam, mengalir arus listrik dengan besar tertentu yang ditandai oleh panah merah. Arus listrik itu menemui percabangan kabel, yaitu cabang atas dan cabang bawah. Arus kemudian terbagi pada cabang-cabang ini. Panah hijau menunjukkan besar arus listrik yang mengalir ke cabang atas, sedangkan panah biru menunjukkan besar arus listrik yang mengalir ke cabang bawah. (Jika besar arus hijau dan biru dijumlahkan, maka besarnya sama dengan arus merah. Hal ini dikenal dengan Hukum I Kirchoff).

Banyaknya arus listrik yang mengalir pada masing-masing cabang ditentukan oleh besarnya hambatan yang terdapat pada cabang yang bersangkutan. Misalnya, jika hambatan listrik pada cabang atas lebih besar daripada hambatan listrik pada cabang bawah, maka arus listrik akan lebih banyak mengalir melalui cabang bawah. Arus listrik lebih “senang” untuk mengalir melalui jalur yang hambatannya kecil. Sama seperti sopir mobil. Sang sopir tentu lebih senang berkendara di jalan tol karena hambatannya lebih kecil daripada jalan biasa.

Sekarang mari kita terapkan konsep ini pada kasus burung yang hinggap di kawat listrik. Ilustrasinya tersaji pada gambar berikut.


Jika Anda cermati gambar burung di atas dengan seksama, Anda akan melihat adanya kemiripan dengan gambar percabangan kabel sebelumnya. Ketika seekor burung hinggap di kawat listrik, maka sebenarnya ia menciptakan percabangan baru pada kawat tersebut. Seperti terlihat pada gambar burung di atas, arus listrik merah akhirnya terpecah menjadi hijau dan biru (sebagian arus terus mengalir melalui kabel dan sebagian arus lainnya mengalir melalui tubuh burung).

Lho? Berarti burung itu kesetrum dong??

Ya. Burung itu memang kesetrum, namun ia tetap hidup (tidak gosong oleh listrik). Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan hambatan listrikyang sangat jauh antara kawat listrik dan tubuh burung. Kawat listrik terbuat dari logam penghantar listrik yang baik, sehingga memiliki hambatan listrik yang sangat kecil, hampir nol, sedangkan burung, karena terdiri dari darah-daging-tulang, memiliki hambatan listrik yang sangat besar. Hambatan listrik burung yang tinggi ini menjadikan hanya sedikit sekali arus listrik yang mengalir melalui tubuh burung. Mayoritas arus listrik lebih memilih untuk mengalir melalui kabel yang hambatan listriknya jauh lebih rendah.

Jadi, sebenarnya burung tetap kesetrum, namun dalam skala yang sangat kecil sehingga tidak berbahaya baginya. Justru hal ini bermanfaat bagi si burung. Pada cuaca dingin, mereka senang untuk hinggap di kawat listrik karena mereka mendapatkan arus listrik yang terkonversi menjadi panas dalam tubuh mereka. Energi panas ini memberi mereka kehangatan di cuaca dingin.

Kemalangan akan menimpa si burung apabila kawat yang dihinggapinya putus dan jatuh ke tanah. Ketika tubuh burung ikut menyentuh tanah, sementara kakinya masih menempel pada kawat listrik, maka ia akan kesetrum dengan parah hingga gosong. Hal ini terjadi karena terjadi rangkaian lengkap antara sumber arus listrik dengan bumi, di mana tubuh burung menjadi jalur penghubungnya. Pada kasus seperti ini, meskipun memiliki hambatan listrik yang besar, tubuh burung akan tetap dialiri arus listrik secara deras karena ia menjadi penghubung ke bumi. Arus listrik sendiri memang cenderung ingin menuju bumi, karena bumi dapat menampung arus listrik sebesar apapun.


Akan tetapi, apabila tubuh burung tidak ikut menyentuh tanah, maka burung tetap tidak akan mati. Pada kasus seperti ini, prinsip yang berlaku adalah sama seperti prinsip ketika kawat itu tidak putus: Tubuh burung hanya merupakan percabangan tambahan yang memiliki hambatan listrik yang sangat besar. Arus listrik pun langsung mengalir ke bumi dan hanya sebagian kecil saja yang mengalir melalui tubuh burung.

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://dallaspenn.com/weblog/wp-content/uploads/2012/02/Birds_on_a_Wire.jpg