Saya masih ingat ketika awal-awal belajar mencuci baju sendiri, saya diajari oleh bibi untuk membalik baju sebelum dijemur. Usut punya usut, ternyata hal itu dimaksudkan agar warna baju tak cepat pudar. Dengan membaliknya, yang memudar adalah bagian dalam baju saja, sedangkan bagian luarnya (yang terlihat ketika baju itu dipakai) tidak pudar. 

Ya, memang jika kita perhatikan, warna suatu permukaan lama-kelamaan memudar jika terpapar oleh sinar matahari. Selain baju, kita dapat menyimak baliho. Suatu baliho yang sudah lama terpasang akan terlihat pudar warnanya karena “dimakan” oleh sinar matahari. Mengapa sinar matahari dapat memudarkan warna? Apa yang sebenarnya terjadi?

Proses melihat: Cahaya terpantul pada benda, masuk ke mata, dan diinterpretasikan oleh otak

Warna adalah sensasi yang timbul di otak ketika cahaya dengan frekuensi tertentu masuk ke mata kita. Warna suatu cahaya ditentukan oleh frekuensi dari cahaya tersebut. Berikut ini adalah daftar warna-warna cahaya pelangi (mejikuhibiniu) beserta nilai frekuensinya.


Seperti terlihat pada tabel di atas, misalnya cahaya yang memiliki frekuensi 606-668 THz akan tampak berwarna biru. Berarti, baju yang berwarna biru tajam sebenarnya adalah baju yang permukaannya hanyamemantulkan cahaya berfrekuensi 606-668 THz (cahaya biru) dan menyerapcahaya berfrekuensi selainnya. Cahaya pantulan berfrekuensi 606-668 THz ini kemudian masuk ke mata kita dan akhirnya otak kita melihat baju tersebut berwarna biru. Jika permukaan baju itu memantulkan juga cahaya berwarna lain, maka kebiruannya menjadi kurang tajam. Semakin banyak cahaya-cahaya berwarna lain yang dipantulkannya, warna biru baju itu menjadi semakin pudar. 

Kiri: Biru mula-mula
Kanan: Biru pudar (mengarah ke warna putih)

Bukti sederhana dari teori ini adalah bahwa warna yang memudar cenderung mengarah ke warna putih. Kita tahu bahwa warna putih adalah campuran semua warna mejikuhibiniu (merah jingga kuning hijau biru nila ungu). Dengan demikian, baju yang warnanya memudar adalah baju yang permukaannya memantulkan lebih banyak warna selain dari warna asalnya, sehingga mengarah ke warna putih.

Putih adalah campuran semua warna (frekuensi) cahaya

Sekarang mari kita hubungkan pudarnya warna dengan paparan sinar matahari.

Baju dapat memiliki warna tertentu karena diberi tinta. Awalnya, molekul tinta ini bersifat memantulkan cahaya dengan warna tertentu saja. Misalnya, sehelai baju diberi warna merahtajam. Artinya, molekul tinta merah di baju itu hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap cahaya berwarna selainnya. Ketika baju merah itu dijemur, sinar ultraviolet (UV) dari cahaya matahari memecah ikatan kimia tinta merah itu sehingga kemampuan memantulkan cahaya merahnya berkurang. Akibatnya, tinta itu mulai memantulkan cahaya selain merah, sehingga mengarah ke putih, dan pudarlah warna baju tersebut. Ultraviolet sendiri dapat memecah ikatan kimia tinta pewarna baju karena ultraviolet merupakan kandungan cahaya matahari yang memiliki energi tinggi.

Nah, itulah mengapa sinar matahari dapat memudarkan warna. Maka, agar warna baju lebih awet, hindari paparan sinar matahari langsung ketika mengeringkannya. 

*******
Ditulis Oleh Doni Aris Yudono

Sumber Gambar:
http://greencarecleaners.com/wp-content/uploads/2014/01/earthfriendly.jpg
http://www.coolminiornot.com/articlesimg/art3f63602238281.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_kasat_mata 
http://webvision.med.utah.edu/imageswv/KallColor3.jpg
http://www.cottonornothing.com/img/fading-shirts.jpg