Pertama-tama, bagi Anda yang belum tahu, perlu ditegaskan dulu perbedaan antara kilat dan guntur. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa kilat adalah cahayanya, sedangkan guntur adalah suaranya. Jika pengertian kilat dan guntur disatukan, maka namanya petir. Seperti kita ketahui, efek guntur lebih dahsyat daripada kilat. Suara seperti ledakan yang menggelegar, sampai-sampai menggetarkan kaca jendela, tak ayal membuat nyali ciut. Mungkin inilah sebabnya kata “Guntur” lebih nge-trend untuk dijadikan nama orang ketimbang “Kilat”... Hehehe....

Akan tetapi, jika Anda perhatikan dengan seksama, ternyata kilat selalu mendahului guntur. Dengan kata lain, kita melihat cahayanya dulu, baru kemudian mendengar suaranya. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Kata kuncinya sederhana: kelajuan cahaya jauh lebih besar daripada kelajuan suara. Di ruang hampa, cahaya memiliki kelajuan sekitar 300.000 kilometer per detik. Di ruang atmosfer, nilai kelajuan cahaya ini sedikit mengecil, yaitu hanya berkurang sekitar 90 kilometer per detik. Bagaimana dengan suara? Ternyata kelajuan suara hanya sekitar 300 meter per detik. Tampaklah jelas bahwa kelajuan cahaya sekitar 1 juta kali lebih besar daripada kelajuan suara. Wow....

Ketika petir terjadi, cahaya kilat dan suara gunturnya melaju bersamaan ke segala arah, termasuk ke telinga kita. Dengan kelajuan satu juta kali lipat lebih besar, mudah ditebak, cahaya kilat yang jadi juara dan duluan sampai ke telinga kita. Suara guntur kalah, sehingga terdengar belakangan.

Itulah penjelasan sederhana mengapa kilat selalu mendahului guntur.

*******
(Ditulis oleh Doni Aris Yudono)

Sumber Gambar: